Kamis, 06 Februari 2020

CERITA DEWASA PERTAMA KALI MESUM TERASA NIKMAT


Cerita Dewasa Pertama Kali Mesum Terasa Nikmat Saat ini aku sudah bertunangan dengan seorang pria pilihan orang tuaku, mas Dika namanya dia sudah bekerja sebagai salah satu pegawai bank swasta. Dan dari yang aku dengar mas Dika sudah memiliki rumah sendiri, namun hal itu tetap tidak membuatku untuk menaruh hati padanya karena saat ini juga aku masih berhubungan dengan Rendra pacar yang telah dua tahun menemaniku.
Selama berhubungan dengan Rendra aku merasa kalau dia laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab. Tidak pernah sekalipun Rendra menjamahku layaknya dalam cerita ngentot yang telah banyak di lakukan oleh anak muda sekarang. karena itu aku menjadi sangat menyayanginya karena dengan begitu aku tahu kalau Rendra juga begitu mencintaiku dengan tulus.
Nikmatnya Rasa Mesum Pertama Kalinya | Hari ini aku di ajak keluar oleh mas Dika, karena takut pada ancaman kedua orang tuaku akhirnya akupun mau ikut dengan tunanganku itu. Dia membawaku ke sebuah pesta yang di adakan oleh temannya. Disana aku di kenalkan pada teman-temannya oleh mas Dika, aku lihat mas Dika orangnya supel, dia banyak teman namun meski begitu aku tidak suka padanya meskipun usia kami tidak jauh berbeda.
Karena meski dia sudah bekerja usianya sudah 26 tahun sedangkan aku masih 22 tahun, pikiranku tetap berada dengan Rendra. Hingga saatnya untuk pulang karena pesta telah usai, tapi bukannya membawaku pulang ke rumah mas Dika membawaku ke rumahnya yang dia huni sendirian karena orang tuanya tinggal di rumah mereka sendiri. Mas Dika menyuruhku untuk masuk.
Nikmatnya Rasa Mesum Pertama Kalinya | Bandar 99 | Akupun mengikutinya aku masuk dan duduk di ruang tamunya, sementara itu mas Dika masuk kedalam rumahnya dan dia keluar dengan membawa minuman “Ayo di minum Ranti..jangan sungkan bukankah disini juga bakalan jadi rumahmu..” Aku diam tanpa senyum sedikitpun , aku bersikap begitu biar dia mengerti kalau aku tidak mencintainya.
Sebelum aku pulang dari ruamh mas Dika hujan turun dengan derasnya, karena dia tidak membawaku pulang juga akhirnya akupun berkata “Kalau mas Dika nggak mau nganter Ranti biar Ranti pulang sendiri..” Dia bangun dari duduknya, lalu menarik tanganku dan akupun jatuh dalam pelukannya. Mas Dika langsung mendaratkan bibirnya dan seraya mnguncinya dengan bibirnya yang aku rasa begitu hangat.
Nikmatnya Rasa Mesum Pertama Kalinya | Mungkin karena kedinginan aku sempat menikmati adegan seperti dalam cerita dewasa ngentot itu, namun akhirnya aku sadar dan aku mendorong tubuh mas Dika “Jangan mas.. aku nggak suka kamu Ranti sudah ada pacar..” Mas Dika agak marah dari tatapan matanya, dia mendekat padaku “Ranti aku suka kamu dari dulu.. dan aku sudah berniat menjadikan kamu istriku..” Katanya.
Namun aku tetap mundur dan diapun semakin mendekat hingga akhirnya kami kembali berciuaman, kini tangan mas Dika begitu erat mendekap tubuhku. Dia melumat bibirku dengan lembutnya dan desah nafasnya begitu berat terdengar “UUuuhhhhhffff…. aaaaahhhhh… Raaaantiii.. saaaayaaang.. jangaaan katakaaan kalau kamu mencintai orag lain…” Lirihnya.
Nikmatnya Rasa Mesum Pertama Kalinya | Dia beralih ke leherku sedangkan tangannya yang begitu fasih meraba-raba area tubuhku yang sensitif. Hingga akupun merasa hasratku juga bangkit, apalagi aku seorang wanita yang belum pernah melakukan hal ini, meski tanganku mendorong tubuh mas Dika namun pada akhirnya diapun bisa melepas bajuku dan kini terlihat dengan jelas tubuh mulusku di depannya.
Aku hendak pergi dari sana namun mas Dika mendekap tubuhku lalu dia membenamkan wajahnya tepat di memekku “OOouugggghh….. maaaas…. aaaagggghhh…. aaagggggghh… aaaggghh.. ” Nikmatnya di perlakukan seperti ini oleh mas Dika, kini aku bukannya menolaknya malah aku membiarkan dia melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot itu, dan hal ini benar-benar baru pertama kali aku lakukan.
Nikmatnya Rasa Mesum Pertama Kalinya | Kini mas Dika kembali berdiri dan dia membopong tubuhku dan dia rebahkan di atas sofa masih di ruang tamunya. Aku lihat dengan mata yang sedikit terpejam dia memasukkan kontolnya dalam kemaluanku “OOouuugghh… aaaaagggggghhh… aaaaaagggghh… aaaaaggggghh.. aaaaagggggghh.. aaaaaagggggghh.. Raaanti.. saaayaaang….” Desah mas Dika sambil bergerak perlahan.
Di atas tubuhku setelah menemukan sedikit kesulitan tadi, memekku masih sempit karena belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Tapi akhirnya mas Dika bisa juga menerobosnya “Ooouuuggggghhhhh…. oooouuuugggggghh… maaaas…. aaaagggghh… aaaagggggghh…. aaaagggggghh.. aaaaggghhh..” Kini aku yang mwndesah saking nikmatnya merasakan hal ini.
Nikmatnya Rasa Mesum Pertama Kalinya | Mas Dika terus bergerak namun dia menatap wajahku hingga mata kami bertatapan “Saayaaang.. mas akan tanggung jawab… Ranti mas benar-benar suka kamu sayang.. dan itu dari dulu… aaaggggghh… aaaggggghh… sayaaang…” Katanya sambil terus bergerak hingga akhirnya diapun semakin cepat bergerak di atas tubuhku, aku sudah tidak menggambarkan rasa nikmat yang aku rasakan.
Mungkin ini yang sering orang bilang kalau melakukan adegan sex seperti cerita ngentot begitu nikmatnya. Tiba-tiba tubuh mas Dika mngejang dan diapun mengerang keras “Ooouuugggghhhh… oooouuugghh… Raaanti… aaaaggggghhh… aaaaggggghhh..” Rupanya mas Dika mencapai puncak kepuasan, dia memeluk tubuhku dan menekan lebih dalam kontolnya hingga akhirnya terkulai lemas di atas tubuhku.
Nikmatnya Rasa Mesum Pertama Kalinya | Dia memeluk tubuhku namun aku yang sadar tidak berani menatapnya, ada banyak rasa bergejolak dalam hatiku. Antara menyesal dan jga kecewa namun aku juga tidak dapat memungkiri kalau baru saja mendapatkan pengalaman yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya. Dan mas Dikapun mengantarku pulang selama dalam perjalanan berkali-kali dia mengatakan menyesal dan meminta maaf padaku.
Bahkan mas Dika menawarkan aku untuk segera melangsungkan pernikahan, namun aku segera membantahnya dan menolaknya. Sesampainya di rumah aku begitu takut kalau-kalau Rendra akan mengetahui apa yang telah terjadi padaku, bagaimana kalau dia tidak lagi mencintaiku. Akupun menangis malam itu ingin rasanya datang hari esok, aku ingin segera bertemu dengan Rendra.
Nikmatnya Rasa Mesum Pertama Kalinya | Tepat jam 7 pagi aku sudah berada di depan kamar kost Rendra, hari ini kuliah memang siang. Tapi aku ingin segera menemui kekasih hatiku ini, aku tahu dia bakalan terkejut karena aku jarang main ke sini paling tidak hanya mengantarnya di depan tempat kost ini. Setelah mengetuk pintunya dan agak lama juga dia membuka pintu saat itu aku melihat Rendra dengan masih males membuka matanya.
Diapun terkejut melihatku dan berkali-kali mengucek matanya “Raaanti..” Katanya terkejut “Iya kenapa .. ku kangen sayang..” kataku dan masuk kedalam kamarnya, namun kini bukan Rendra yang terkejut melainkan aku yang jauh lebih terkejut. Di atas tempat tidur Rendra ada seorang cewek yang masih setengah telanjang dan lebih terkejut lagi ternyata dia Desi sahabatku sendiri.

Rabu, 05 Februari 2020

Cerita Sex Adik Kandungku Jadi Korban Pemuas Nafsu Seksku


Cerita Sex Adik Kandungku Jadi Korban Pemuas Nafsu Seksku - Nama gue Damar (nama samaran). Gue tuh udah kuliah semester 2 di gak usah gue sebutlah PTNnya, yg penting ada di Bandung. Gue tinggal masih bareng orang tua dan adek gue yg masih duduk di bangku SMP, Mirna namanya (jg nama samaran). Bonyok gue duaduanya kerja. Jadi rumah sering tinggal adek gue dan gue aja, ama pembantu.

Cerita Ngentot - Pada waktu sore rumah sedang kosong; bonyok lagi pergi dan kebetulan pembantu jg lagi nggak ada. Adek gue lagi pergi. Gue nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gue seneng banget, karena gak gangguen pas lagi nonton. Cerita x2 di VCD itu kebetulan bercerita tentang hubungan sex sedarah antara kakak dek. Gila banget deh adegannya. Gue pikir kok bisa ya.

Eh, gue berani gak ya ngelakuin itu ama adek gue yg masih SMP? tp khan adek gue masih polos banget, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gue dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gue, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gue, si Mirna ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gue simpen aja tuh VCD, terus gue bukain pintu. Mirna ama temennya masuk. Eh, temennya manis jg lho.

Dari mana lo? tanya gue.
Dari jalanjalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah, jawabnya sambil manyun.
Gue jg sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males, kata gue.
Oh iya, kak. Kenalin nih temen gue, namanya Siska. temen sekelas gue, katanya. akhirnya gue kenalan ama tuh anak.

Tibatiba si Mirna nanya,

KLAIM BONUS ANDA 3 KALI SEHARI >>>>>> INFO DI WA : +62 877 8612 9520

liat VCD Boyzone gue gak?
Tau, cari aja di laci, kata gue.

Eh, dia ngebuka tempat gue naro VCD xxx. Gue langsung gelagapan.

Eh, bukan disitu kata gue panik.
Kali aja ada kak, katanya. Telat.

Belum sempet gue tahan dia udah ngeliat VCD xxx yg covernya lumayan hot itu, kalo yg x2 sih gak ada gambarnya.

Idih kak. Kok nonton film kaya gini? katanya sambil mandang jijik ke VCD xxx itu.

Temennya sih cuma senyamsenyum aja.

Enggak kok, gue tadi dititipin ama temen gue, jawab gue bohong.
Bohong banget. Ngapain jg kalo dititipin nyasar ampe di laci ini, katanya.
Kak, ini film jorok kan? mmmmm kaya apa sih? tanyanya lagi.

Gue ketawa aja dalam hati. Rada jijik, kok sekarang malah penasaran.

Elo mau nonton jg? tanya gue.
Mmmmm. jijik sih tp penasaran juga kak, katanya sambil malumalu.
Siska, elo mo nonton jg gak? tanyanya ke temannya.
Gue mah asyik aja. Lagian gue udah pernah kok nonton film begituan jawab temannya.
Gimana jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih, desakku.
Ayo deh. Tp kalo gue jijik, dimatiin ya? katanya.
Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar, jawab gue.

Lalu VCD itu gue nyalain. Jreeeeng dimulailah film xxx tersebut. Gue nontonnya sambil sesekali mandangin adek gue ama temennya. Si Siska sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gue keliatan banget baru pertama kali nonton film kaya gituan. Dia keliatan takuttakut. Apalagi pas adegan penisnya cowo dikulum. Mana tuh penis gedenya minta ampun.

Ih, jijik banget kata Mirna.

Pas adegan ML kayanya si Mirna udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.

Yeee, malah kabur, kata Siska.
Elo masih mau nonton gak? tanya gue ke si Siska.
Ya, terusin aja, jawabnya.

Wah, boleh jg nih anak. Kayanya, bisa nih gue main ama dia. Tp kalo dia marah gimana? pikir gue dalem hati. Ah, gak apaapa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gue duduknya ngedeket ama dia. Dia masih terus serius nonton. Lalu gue coba pegang tangannya. Pertama dia kaget tp dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gue. Kesempatan besar, pikir gue . Gue elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin banget. Wow, tampangnya itu lho manis!! Gue jadi pengan nekat.

Waktu dia masih merem, gue deketin bibir gue ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Siska malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gue dan bermainmain di dalem mulut. Sial, jagoan dia daripada gue. Masa gue dikalahin ama anak SMP sih.

Cerita Sex Adik Kandungku Jadi Korban Pemuas Nafsu Seksku

Sambil kita berfrench kiss, gue berusaha masukkin tangan gue ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tp kayanya sih seksi. Soalnya badan si Siska itu gak gede tp gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gue pegang dan gue rabaraba. Tp masih terbungkus ama branya.

Baju lo gue buka ya? tanya gue.

Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gue buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yg masi h dipake. Shit!! kata gue dalem hati. Mulus banget! Gue buka aja branya. payudaranya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gue jilatin toketnya dia mendesah Gue jadi makin terangsang. Gue jadi pengan ngentot dia. Tp gue belom pernah ML jadi gue gak berani.

Tp kalo sekitar dada aja sih gue lumayan tau. Gimana ya? Tibatiba pas gue lagi ngejilatin toketnya si Siska, adik gue keluar dari kamar. Kita samasama kaget. Dia kaget ngeliat apa yg kakak dan temennya perbuat. Gue dan Siska kaget pas ngeliat Mirna keluar dari kamar. Si Siska buruburu pake bra dan bajunya lagi. Si Mirna langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yg kita berdua lakuin. Si Siska langsung pamit mo pulang.

Bilang ama Mirna ya. sorry, kata Siska.
Gpapa kok, jawab gue. Akhirnya dia pulang.

gue ketok kamarnya Mirna. Gue pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gue. Gue tidur aja, dan ternyata gue ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gue gak bisa tidur lagi. Gue keluar kamar. Nonton tv ah, pikir gue. Pas sampe di depan TV ternyata adek gue lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gue dalam hati. Garagara ngeliat dia tidur dgn agak terbuka tibatiba gue jadi keinget ama film x2 yg belom selesai gue tonton, yg ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gue yg gak kesampaian pas sama Siska tadi.

Ketika adek gue ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CDnya. Begitu ngeliat cd nya gue jadi semakin nafsu. Tp gue takut. Ini kan adek gue sendiri masa gue entotin sih. Tp dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gue pelorotin aja cdnya. Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CDnya turun semua, wow, bel ahan memeknya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulubulu halus yg baru tumbuh. Gue coba sentuh hmmm, halus sekali. Gue sentuh garis memeknya. Tibatiba dia menggumam. Gue jadi kaget. Gue ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gue rapiin lagi pakaian adek gue, truss gue gendong ke kamarnya dia.

Sampe di kamar dia its show time, pikir gue. Gue tidurin dia di kasurnya. Gue bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah jg nih adek gue. Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tp lumayan ada. Gue coba isep putingnya hmmm. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tibatiba dia bangun!!

Kak ngapain lo!! teriaknya sambil mendorong gue. Gue kaget banget.
mmmm mmm nggak kok, gue cuman pengen nerusin tadi pas sama si Siska. Gak papa kan? jawab gue ketakutan.

Gue berharap bonyok gue gak ngedenger teriakan adek gue yg agak keras tadi. Dia nangis.

Sorry ya Mir. Gue salah, abis elo jg sih ngapain tidur di ruang TV dgn keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi, kata gue.
Jangan bilang sama mama dan papa ya, please, kata gue.

Dia masih nangis. Akhirnya gue tinggalin dia. Aduh, gue takut ntar dia nga du.

Sejak saat itu gue kalo ketemu dia suka canggung. Kalo ngomong paling seadanya aja. Tp gue masih penasaran. Gue masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Mirna. Sampai pada suatu hari, adek gue lagi sendiri di kamar. Gue coba masuk.

Mir, lagi ngapain elo, gue nyoba untuk beramah tamah.
Lagi dengerin kaset, jawabnya.
Yg waktu itu, elo masih marah ya. tanya gue.
. dia diem aja.
Sebenernya gue gue pengen nyoba lagi. gila ya gue nekat banget. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gue deketin mukanya dan langsung gue cium bibirnya.
Mmhhpp kakk. mmmhph dia kaya mo ngomong sesuatu.

BACA JUGA HALAMANWisata Raja Ampat, Wisata Papua Paling Eksotis

Tp akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gue untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gue mencoba merabaraba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gue. Tp gue terus berusaha sambil tetap berciuman.

Setelah beberapa menit berciuman sambil merabaraba toket, gue mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yg amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gue buka branya. Gue jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas remas toket yg satunya. Walaupun toket adek gue itu masih agak kecil, tp dapat memberikan sensasi yg tak kalah dgn toket yg gede. Ketika lagi di isepisep, dia mendesah,

Sshh ssshhhh. ahhh, enak, kak. Setelah gue isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras.

Truss gue buka celana gue dan gue keluarin adek gue yg udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas punya gue masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gue tanya ama dia,

berani untuk ngisep punya gue gak? ntar punya elo jg gue isepin deh, kita pake posisi 69
69 apaan tuh? tanyanya.
Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan. jelas gue.
Oooo Langsung gue ngebuka celana dia dan CDnya dia.

Kita langsung ngambil posisi 69. Gue buka belahan memeknya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem memeknya itu. Ketika gue sentuh pake lidah, dia mengerang,

Ahhhh kakak nyentuh apanya sih kok enak banget. tanyanya.
Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gue donk. Masa elo doank yg enak, kata gue.
Iya kak, abis takut dan geli sih jawabnya.
Jangan bayangin yg bukanbukan dong. Bayangin aja keenakan elo, kata gue lagi.

Saat itu jg dia langsung menjilat punya gue. Dia ngejilatin kepala anu gue dgn perlahan. Uuhhh. enak bener. Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gue. Lalu dia masukkin punya gue ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gue jadi hampir keluar.

Stop eh, Mir, stop dulu, kata gue.
lho knapa? tanya nya.
Tahan dulu ntar gue keluar, jawab gue.
Lho emang kenapa kalo keluar? tanyanya lagi.
Ntar game over, kata gue.

Ternyata adek gue emang belom ngerti masalah seks. Benerbener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gue aja yg bekerja. Kemudian gue terusin ngisepin memeknya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.

Kak Damar terus kak disitu iya disitu oohhhhh. ssshhhh. Gue terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gue. Sambil matanya merem melek.

Akhirnya gue udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar). Gue tanya sama adek gue,

Elo berani ML gak?
dia diem.
Gue pengen ML, tp terserah elo gue gak maksa, kata gue.
Sebenerya gue takut. Tp udah kepalang tanggung nih. gue lagi on air, kata dia.
Ok jadi elo mau ya? tanya gue lagi.
dia diem lagi.
Ya udah deh, kayanya elo mau, kata gue.
Tp tahan sedikit. nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali, kata gue.
dia diem aja sambil menatap kosong ke langitlangit.

Gue buka kedua belah pahanya lebarlebar. Keliatan bibir memeknya yg masih sempit itu. Gue arahin ke lobang memek nya. Begitu gue sentuhin pala anu gue ke memeknya, Mirna menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata.

Tahan ya Mir. Langsung gue dorong anu gue masuk ke dalem memeknya.

Tp masih susah, soalnya masih sempit banget. Gue terus nyoba mendorong anu gue dan bleesss Masuk jg pala anu gue. Mirna agak teriak,

akhhh sakit kak.
Tahan ya Mir kata gue.

Gue terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gue ke dalam selangkangan adek gue sendiri.

Ahhh kak sakit kak ahhhh. Setelah masuk, langsung gue goyang maju mundur, keluar masuk memeknya.
Ssshhh sakittt kakk. ahhh enak kak, terussss goyang kakk Dia jadi mengerang tdk keruan.

Setelah beberapa menit dgn posisi itu, kita ganti dgn posisi dog style. Mirna gue suruh nungging dan gue masukkin ke memeknya lewat belakang. Setelah masuk, terus gue genjot. Tp dgn keadaan dog style itu ternyata Mirna langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otototot di dalam memeknya itu seperti menarik anu gue untuk lebih masuk.

Ahhhhh ahhha gue lemess banget kak, rintihnya dan dia jatuh telungkup.

Tp gue belom orgasme. Jadi gue terusin aja. Gue balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gue buka lagi belahan pahanya. Gue masukkin anu gue ke dalam memeknya. Padahal dia udah kecapaian.

Kak, udah dong. Gue udah lemes pintanya.
Sebentar lagi ya jawab gue.

Tp setelah beberapa menit gue genjot, eh, dianya seger lagi.

kak, yg agak cepet lagi dong katanya. Gue percepat dorongan dan genjotan gue.
Ya kaya gitu dong sssshh ahhh.. uhuuh, desahannya makin maut aja.

Sambil ngegenjot, tangan gue merabaraba dan meremas toketnya yg mungil itu. Tibatiba gue seakan mau meledak, ternyata gue mo orgasme.

Ahhh, Mir gue mo keluar. ahhh Ternyata saat yg bersamaan dia orgasme jg.

Anu gue sperti dipijat pijat di dalem. Karena masih enak, gue ngeluarinnya di dalem memeknya. Ntar gue suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gue dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gue cium bibirnya sebentar. Setelah itu gue dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar garagara kecapaian.

Ketika bangun, gue denger dia lagi merintih sambil menangis.

Kak, gimana nih. Punya gue berdarah banyak, tangisnya.

Gue liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yg cukup banyak. Dan memeknya agak sedikit melebar. Gue kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?

Kak, gue udah gak perawan lagi ya? tanyanya.
gue diem aja. Abis mo jawab apa.

Gila gue udah merenggut keperawanan adek gue sendiri.

Kak, punya gue gak apaapakan? tanyanya lagi.
Berdarah begini wajar untuk pertama kali, kata gue.

Tibatiba, garagara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan memeknya yg agak melebar itu ke gue, anu gue On lagi.

Gue eluselus aja memek adek gue itu. Truss gue suruh dia tiduran lagi.

Mo diapain lagi gue kak? tanyanya.
Nggak, gue pengen liat apa punya elo baikbaik aja, kata gue sambil bohong, padahal gue pengen menikmati lagi.

Pas dia tiduran, gue buka belahan memeknya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gue cari klitorisnya, gue jilatin lagi.

Kak, jangan dong. Masih perih nih, larangnya.

Yaaa kok dia udah gak mau lagi.

Ya udah deh, kalo masih perih, kata gue.

Gue bingung nih, gue masih pengen lagi, tp adek gue udah keburu gak mau. Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gue ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi.

Kita mandi bareng aja yuk, pinta gue.
Ayo kata Mirna.

Kita mandi di kamar mandi adek gue. Gue idupin air shower yg anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gue pertamatama ngambil posisi berada di belakangnya. Truss gue mulai nyabunin bela kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gue di belakangnya, gue mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gue sabunin, dia mulai meng gelinjang dan mendesah lagi. Gue ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gue itu. Puting adek gue, gue pilin pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk.

Eh, pada waktu gue nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai merabameraba tubuh gue dan berusaha mencari punya gue. Begitu tersentuh punya gue langsung digenggam dan dipijatpijat. Tangan gue yg satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dgn bermodalkan sabun, gue mulai nyabunin bagian memek adek gue itu. Pertama, gue usap dari luar bibir memeknya, lalu jari gue mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gue tibatiba ngomong lagi tp masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gue ciumin lehernya dan putingnya gue pilinpilin.

Kak, sshhh Jangan dulu donk. Sshttss ahhh erangnya.

Ya udah, gue gosokgosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gue gosokgosok itu ternyata adek gue orgasme.

Aahhh ah dia merintih keenakan dan dia langsung lemas.

Film Semi
Setelah dia orgasme itu, gue minta dia untuk memainkan anu gue pake tangannya. Dgn memakai sabun dia mengocok anu gue. Enak banget. Tangannya yg kecil itu menggenggam anu gue erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gue keluar jg. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gue keluar dari kamarnya.

Setelah hari itu, gue agak sibuk dgn tugastugas kuliah gue sampe seminggu. Nah, pada suatu hari gue lagi lewat di depan kamar Mirna. Eh, kedengeran suara orang lagi mendesahdesah, tp agak samar. Wah, lagi ngapain nih anak. Gue penasaran, kalo gue ketok pasti ntar udahan. Gue lewat belakang aja, soalnya ada jendela yg cukup untuk ngeliat ke dalem kamarnya, walaupun harus manjat. Gue panjat dinding, truss gue liat lewat jendela. Ternyata Gue kaget banget. Gue kirain paling dia lagi masturbasi, taunya si Mirna lagi di jilatin memeknya ama si Siska.

Masa adek gue lesbi sih. Gue masih gak abis pikir. Ya udah deh gue nikmatin aja deh. Gue liat si Siska masih pake rok seragam SMPnya, sedangkan dadanya udah kebuka dan toketnya yg runcing dan sexy itu kayanya makin sexy deh. Sedangkan si Mirna udah bugil. Kacau jg nih anakanak smp. Pulang sekolah lang sung maen. Si Mirna masih terus mendesah, karena Siska menjilati memeknya dgn sangat nafsu. Tangannya si Siska jg meremasremas toket imutnya Mirna, dan dia jg kadang kadang meremas toketnya sendiri.

mmmppphhhhh. Siska. geliii banget. Aaahhh. enak.. mmmhh.. terdengar sedikit desahannya Mirna.

Lagi asyikasyiknya tibatiba gue inget ama janji ketemu temen gue untuk ngerjain tugas gue. Sial, kenapa gue bisa lupa ama tuh tugas. Ya udah, terpaksa gue tinggalin deh adegan lesbi ini.

Besok malemnya, pas si Mirna lagi nonton TV, gue ngomong ama dia.

Ntar malem gue ngomong sesuatu ama elo. Jangan tidur dulu ya? kata gue.
Ngomong sekarang aja knapa? jawabnya.
Gue lagi ada tugas nih. Pokoknya tungguin ya! kata gue lagi.

Setelah tugas gue selesai, gue langsung ke kamar adek gue. gue ketok

Mir, udah tidur belom? panggil gue agak perlahan supaya gak ke dengeran bonyok gue.
Masuk aja kak, gak dikunci kok, jawabnya.
Hai, belom ngantuk kan? kata gue.
Belom kok. Ada apa sih kak? Kok kayanya serius banget, kata dia.
Mir, sorry. Kemaren gue kemaren gue ngeliat elo, gue diem.

Gue nggak enak ngomongnya, soalnya dia bisa marah karena gue intip.

Ngeliat apa kak? tanyanya penasaran.
Nnggg ngeliat elo maen ama Siska kemaren di kamar elo, kata gue.

Mirna langsung keliatan kaget. Dia diem dan keliatan tegang.

Kenapa sih Mir, apa elo lesbi. Ups, sorry itu privasi elo sih. Gue nggak berhak nanya. Cuman gue penasaran aja, kata gue.

Tibatiba dia ngeluarin air mata.

SEKILAS INFO12 MAKANAN HARUS DICOBA di MEDAN

Abis abis kak Damar sibuk terus sih seminggu ini, jawabnya sambil agak nangis.
Mirna kan pengen lagi, kaya waktu itu. Abis enak jawabnya lagi.
Kok gak bilang a ja ama gue? kata gue.
Abis Mirna malu. Malu minta ama kak Damar. Terus, Mirna curhat ke Siska. Eh, dia bilang,
mo nyoba ama dia gak? terangnya.
Karena Mirna pengen banget, ya udah Mirna maen aja ama Siska. Tp kayanya masih enakan masih enakan maen ama kak Damar, kata dia langsung nunduk sambil masih agak nangis.

Gue sedih ngedengernya. Gue angkat mukanya supaya gak nunduk. Gue deketin mukanya perlahan, lalu gue deketin mulutnya dan gue cium bibirnya dgn perlahan supaya Mirna menikmatinya. Mirna langsung merespon dgn memainkan bibirnya di bibir gue. Lidah gue maen di dalem mulutnya. Tangan gue mulai membuka kancing piyamanya, lalu gue buka piyamanya sambil masih dalam keadaan berciuman.

Gue raba perlahanlahan toketnya yg masih imut itu dan masih terbungkus bra. Gue berciuman ama adek gue itu cukup lama jg. Gue buka branya. Adek gue masih dalam posisi keadaan duduk, gue isep toketnya mulai dari putingnya yg masih agak baru t umbuh tp sexy itu dan terus gue jilatin memutari putingnya sampai ke seluruh permukaan toketnya.

Sedangkan toket yg satu lagi gue pilinpilin putingnya. Gue mau ngasih servis terbaik ke ade gue. Abis kasian dia udah pengan banget seminggu ini. Gue buka celana piyamanya. Dia tinggal memakai CD saja. gue buka CDnya. Terlihatlah memek seorang anak SMP yg masih agak polos itu. Sudah mulai di tumbuhi rambutrambut halus. Gue liat Memeknya itu mulai basah. Kayanya dia lagi benarbenar terangsang. Gue buka belahan memeknya. Gue jilatin sekitar clitorisnya. Dia bergoyanggoyang, menahan kenikmatan sambil agak menjambak rambut gue. Terasa asin ketika gue jilat cairan memeknya.

Kak terussss kak di situ. enakkk hhh desahnya agak keras.
Ssstt jangan keraskeras donk. Udah malem nih, kata gue takut bonyok bangun.

Bisa berabe nih. Suara dia jadi berisik sekali. Setelah agak lama mempetting dia di sekitar vagin anya, gue langsung ngeluarin anu gue. Anu gue sih gak perlu pake pemanasan lagi. Doi udah tegang!

Mir, gue masukkin sekarang ya? kata gue.

Mirna langsung tegak lurus mendongak ke atas. Gue segera mengatur posisi di atas tubuhnya di antara pahanya. Gue buka pahanya lebarlebar sehingga selangkangannya betulbetul terbuka. Kali ini gue bisa melihat dgn jelas pintunya yg berupa celah dua bibirbibir. Dgn dua tangan gue buka bibir memeknya itu dan dapat kulihat celahnya itu tampak penuh cairan licin. Gue dorongkan saja pinggulku sehingga anu gue pas di depan lubang kenikmatannya. Dgn satu tangan gue menggesekgesekkan kepalanya sehingga membuka bibirnya dan menyebabkan kepalanya pas berada di depan celah lubangnya itu. Dgn satu sentakan perlahan aku dorongkan kepala anu gue mema sukinya.

Kak. mmmpphhhhhh! erangnya. Aku berdiam beberapa saat sampai lonjakan rasa nikmat tadi mereda perlahanlahan.

Aku merasakan bah wa beberapa tusukan akan bisa mem buatku keluar dan aku nggak ingin meninggalkan dia dgn ketdktun tasan. Kan gue mo ngasih servis yg bagus. Gue tahan sebentar, sambil gue pandangin wajah lugu adek gue yg sedang merem. Setelah itu gue mulai menggenjotnya.

mmmppphhhh ssshhh ahhh.. dia menggumam tdk jelas.

Gue mempercepat gerakan gue maju mundur.

Kak teruss kak. dia terus mengerang.

Setelah gue agak negrasa gue mo keluar, gue keluarin anu gue dari memek adek. Untung ternyata gue belum sampai orgasme. Gue ganti gaya. Adek gue gue suruh tidur menyamping. Setelah itu gue angkat satu kakinya, dan gue masukkin lagi anu gue.

Ahhh lagi kak teeruss katanya.

Gue goyang lagi. Ternyata dalam keadaan itu membuat dia dan jg gue orgasme.

Kak gue mo ke.. keluar nih ahhhhhhhhhh dia mendesah panjang, tak lama dari orgasme dia, gue jg keluar dan gue ngeluarin sperma gue di dadanya.
Mir, elo n ggak nyoba jilat sperma gue? tanya gue.
Geli ah, jawabnya.
Eh, coba deh Dia mengambil sperma gue dari dadanya dgn jarinya dan dia jilat.
Mmm asin. Tp kok enak ya? jawabnya.

Dia malah ketagihan. Dia malah menjilati sperma gue yg tumpah di dadanya.

Baca Juga: Cerita Sex Cewek Cantik Semok di Perkosa 3 Pria Dalam Lift Kampus

Ok Mir, gue mo tidur. Tp kalo elo mau maen lagi, jangan sungkan. Bilang aja ama gue, kata gue.
Iya deh, kak. Makasih ya! jawab Mirna.

Rabu, 29 Januari 2020

Cerita Sex Selingkuh Ngentpt Bu Patty Majikanku Yang Mempunyai Tubuh Mulus

Cerita Sex Selingkuh Ngentpt Bu Patty Majikanku Yang Mempunyai Tubuh Mulus - Om Akhsan, paman Bram, sudah 1 bulan ini sakit-sakitan. Bram merasa bersalah. Dua tahun dia menumpang di rumah pamannya ini, untuk kuliah di sebuah kursus pendidikan komputer. Istri Om Akhsan, Bibi Ena, menanggung seluruh beban keluarga, dengan Bram dan 3 orang anak mereka yang masih kecil. Sebelum sakit-sakitan, Paman bekerja sebagai supir di keluarga Wijaya. Cukup lama, sekitar 5 tahunan. Bi Ena yang bekerja sebagai buruh cuci pun bekerja ekstra keras untuk sekedar bisa makan. Aku? aku mengandalkan kiriman orang tuaku, lebih tepatnya ibuku karena aku anak yatim, yang tak seberapa dari kampung, juga untuk sekedar sumbangan bagi Paman dan Bibi.


Cerita Ngentot - “Om, boleh ga aku tanya sesuatu?” Bram berkata suatu hari kepada pamannya yang tergolek lesu di ranjang sempit.

Penyakitnya didiagnosis sebagai pneumonia, dan dia harus istirahat total di rumah, jika tidak, paru-parunya bakal terisi banyak cairan, dan dia bakal lebih lemas lagi. Untungnya keluarga WIjaya baik hati, mereka menanggung seluruh biaya rumah sakit Om. Sayangnya itu berarti Om Akhsan harus berhenti total dari pekerjaannya. Jika tidak, hanya masalah waktu sebelum pneumoninya kambuh lagi.

“Apa Bram?”

“Yang gantiin om di rumah pak Wijaya siapa?”

“Ya, kemarin si Cipto bersedia gantiin, tapi ternyata ga betah. Katanya kebanyakan nganterin, mending bawa kontener katanya” kata Om Akhsan lesu.

“Kalo aku aja gimana Om?”

“Maksud lo?”

“Boleh ga, aku gantiin paman jadi sopir di rumah Wijaya?” tanya Bram.

“Heh? emang kamu bisa nyetir? ini Mercy lho, sedan, bukan bis.”

“Emangnya Sumber Kencono, om?”

Mereka tertawa bersama.

“Bisalah om, ni liat,” Bram memperlihatkan SIM Anya.

“Bram, Aku tidak bisa mengijinkan hal itu,” kata Paman dengan berat hati.

“karena Om udah janji sama almarhum Bapak kan? Aku ga bisa liat Bi Ena terus-terusan kaya gitu Om, dan lagian kuliahku di BSI sudah hampir selesai,” kata Bram lagi.

Pamannya mengingat perjanjiannya dengan ayah Bram, ketika mereka masih kuliah. Dia berjanji bahwa ketika ada sesuatu terjadi pada ayah Bram, dia akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hidup Bram, dan itu berarti bahwa dia tidak akan mungkin memaksa Bram untuk bekerja, membantu rumah tangganya.

“Paman, aku harus bekerja! Aku benar-benar tidak tega melihat Bi Ena menanggung semuanya sendiri.”

Sekilas mereka berdua melihat ke arah Bi Ena yang sedang sibuk menyuapi anak terkecil mereka. Istri Om Akhsan memandang mereka, dan bagaimanapun kuat seorang lelaki, pandangan itu meluluhkan hati Om Akhsan.

“OK, Bram, aku akan menelepon pak Wijaya untuk mengabarkan penggantiku.”

Rumah keluarga Wijaya di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan, sungguh mewah dan sangat luas. Bram hanya bisa terkagum-kagum melihat isi rumah seperti istana itu. Rumahnya punya lobi, seperti hotel, dan sebuah mobil mewah Mercedes ada di situ.

Bram masuk setelah dibukakan pintu oleh bi Minah. Kikuk dengan suasana yang sama sekali berbeda dengan rumah Om Akhsan, Bram duduk tepekur, sementara Pak Philip duduk di depannya sambil menerima telepon dari seorang rekan bisnisnya. Sebelum itu, Pak Philip berkata bahwa dia sudah tahu mengenai akan datangnya pengganti Pak Akhsan.

“OK, Bram, kamu mulai bekerja besok pagi. Tugasmu adalah mengantar ketiga anakku dan istriku kemanapun mereka pergi. Kamu boleh menginap di sini, atau kamu boleh pulang pergi. Tapi, kamu harus standby di rumah ini mulai jam 6 pagi, mencuci mobil, dan setelahnya, kamu harus siap kapanpun anak-anakku atau istriku memanggilmu. Itu jika kamu memilih untuk pulang pergi.”

“Baik, pak. Om menyarankan saya untuk menginap di sini saja pak. Ini juga saya sudah bawa baju gantinya,” jawab Bram.

“Minah akan mengantarmu ke kamar sopir. Minah!” panggil pak Philip kepada satu-satunya pembantu di rumah besar itu.

KLAIM BONUS 3 KALI SEHARI >>>> INFO DI WA : +62 877 8612 9520

Seorang wanita muda dengan dandanan sederhana kemudian muncul sembari tersenyum manis kepada Bram. “Mari mas Bram, saya bantuin angkat barangnya,” kata Minah.

Hari-hari berlangsung cepat dalam minggu itu. Bram dengan cepat menyesuaikan diri di rumah keluarga Wijaya, setelah sebelumnya berkenalan dengan ketiga anak keluarga Wijaya, yang secara mengejutkan mempunyai kepribadian yang sangat menyenangkan, tak seperti bayangan Bram semula tentang anak-anak orang kaya yang mungkin sombong, pilih-pilih teman. Yang tertua, Sisca, benar-benar pribadi yang mengagumkan. Cantik, pintar, rendah hati, dan humoris. Steven, nomer dua, benar-benar konyol dan seorang penggila sepakbola. Tifanny, si bungsu, benar-benar anak yang manis, penurut, dan lebih suka bermain di dalam dunianya sendiri. Bram belum pernah bertemu dengan istri pak Philip, karena Ibu Patty, panggilan istri pak Philip, sedang berada di Singapura untuk urusan bisnis.

Bram menjalankan aktivitasnya setiap hari, mengantar ketiga anak itu kemanapun mereka mau pergi, dan harus diakui, pekerjaan itu benar-benar melelahkan. Sisca, seorang siswi SMA Internasional terkenal di Jakarta Selatan, paling sering pergi membawa mobil, tentu saja dengan Bram sebagai sopirnya.

“Mas Bram, nanti tolong anterin Sisca ke hotel P*****n dong, ada pesta Prom Night nih,” rayu Sisca suatu sore ketika Bram sedang duduk santai di teras belakang, ngobrol dengan Minah.

Sore itu matahari sungguh indah, memancar menjelang tenggelam. Sinarnya berwarna keemasan menyinari sosok Sisca yang sempurna. Kuning langsat, dengan tubuh yang menawan. Dia mengenakan tanktop warna biru muda dengan tali kecil, dengan celana putih super pendek, seperti kebiasaannya. Tali BHnya terlihat di bahunya. Warnanya biru.

“Gitu aja kok harus nanya sih non. OK deh non, mau jam berapa berangkatnya?” tanya Bram, tampak terlalu semangat.

“Jam 7 kita berangkat ya mas. aku dah pamit ama papa kok.”

Cerita Seks Dewasa - Dia kemudian duduk jongkok sambil bermain air di kolam ikan di dekat tempat duduk Bram dan Minah. Bram terpana. Itu bukan pemandangan yang dilihat Bram setiap hari, bahkan seumur hidup Bram. Oh Tuhan, pikir Bram dengan jantung yang berdegup kencang. Tanpa disadari Sisca, posisinya membuat belahan dadanya terlihat. dan itu bukan belahan dada yang biasa. Belahan itu dalam, membentuk jalur yang panjang dari pangkal dada ke arah baju tanktop. Begitu indah, dengan kulit kuning langsat tanpa cela. Belahan dada itu berguncang-guncang mengikuti gerakan lengan Sisca yang bermain air kolam. Bahkan sekilas Bram melihat renda BH Sisca.

Pemandangan itu sayangnya tidak berlangsung lama. Tiba-tiba Minah beranjak dari tempat duduknya dan mengajak Sisca masuk ke dalam rumah. Tidak baik anak cewek di luar pas Maghrib, katanya.

“mas Bram, Pak Akhsan gimana kabarnya sekarang?” tanya Sisca membuka percakapan. Malam itu Bram mengantar Sisca ke Prom Night di sebuah hotel berbintang di Jakarta Pusat.

Sisca mengenakan baju malam yang sangat mewah, dengan model kemben terusan, dan rok sedikit di atas dengkul. Model yang cukup pendek, sehingga setiap orang pasti bisa melihat keindahan kaki jenjang Sisca yang mulus berkilat itu. Bram berusaha tidak melihat fakta itu, mengingat Sisca adalah anak majikannya.

Lobby Hotel yang gemerlap itu penuh sesak dengan anak-anak ABG tajir yang merayakan Prom Night ketika mereka sampai di sana. Mobil yang disupiri Bram berhenti tepat di depan lobby, setelah ngantri beberapa saat karena semua anak ABG itu diantarkan oleh sopir atau orangtuanya. Bram bergegas keluar, dan membukakan pintu untuk Sisca, sebuah kebiasaan baru yang dipelajarinya dari Om Akhsan.

Bram sungguh menyukai kebiasaan baru itu, karena ketika dia membukakan pintu Sisca, dia melihat kembali pemandangan indah yang dilihatnya sore itu. Ketika Sisca keluar dari mobil, kaki kirinya melangkah pelan keluar dari mobil. kakinya yang jenjang terlihat jelas ditimpali lampu lobby hotel yang terang benderang. Pahanya sekilas terlihat, benar-benar tanpa cacat cela. Belum lagi pemandangan selanjutnya, benar-benar memukau. Ketika Sisca sedikit membungkuk untuk keluar dari mobil, dadanya yang hanya ditutupi baju malam model kemben membentuk lekukan dalam berbentuk V terbalik. Renda BHnya mengintip dari belahan dada itu. sepertinya BH tersebut tidak kuasa menahan volume bukit indah Sisca.

Bram masturbasi malam itu, pertama kali dalam sejarah hidupnya …

“Mami, kenalin, ini mas Bram, sopir kita yang baru,” kata Tiffany menyeret ibunya.

“Saya Bram bu, pengganti pak Akhsan,” kata Bram sambil menyalami Bu Patty.

“Hallo,” sapanya singkat.

Oh, jadi ini istri pak Philip, Ibu Patty. Bram sudah pernah melihat foto sebelumnya.

Bu Patty adalah seorang wanita yang mencerminkan anggapan Bram selama ini mengenai wanita kaya. Glamor, dengan pakaian yang terlihat mewah, perhiasan yang kentara, dengan make up yang luar biasa. Umurnya sepertinya akhir 40an. Yang membuat heran Bram, dengan umurnya, Bu Patty sungguh luarbiasa menawan. Jantung Bram berdegup jencang ketika tangan dia menyentuh tangan bu Patty. Kulitnya sungguh halus, dengan tubuhnya yang begitu harum, membuat Bram terpaku. Seumur hidupnya, belum pernah dia melihat sosok wanita seperti itu. Maklum, orang kampung. Dia mengenakan baju kerja hem ketat warna pink. Roknya pendek sebatas lutut, menampilkan kaki jenjang dengan sepatu hak tinggi.

Seperti cerita Tiffany, bu Patty baru saja pulang dari Singapura. Bu Patty segera meninggalkan Bram dan Tiffany, menemui teman-temannya di ruang tamu. Bram mengintip dari dapur, mengamati percakapan di ruang tamu. Teman-teman bu Patty tidak jauh beda dari bu Patty. Elegant, glamor, setengah baya, namun super seksi.

Bram tidak tahu mengapa. Sejak saat itu dia terobsesi dengan wanita setengah baya.

Bram masturbasi malam itu, sungguh nikmat …

membayangkan bu Patty dengan segala kelembutannya, keharumannya, membayangkan wanita itu mengeluarkan penis Bram dari celana, mengelusnya dengan tangannya yang lembut …

Sejak bu Patty datang, kegiatan Bram didominasi dengan acara mengantarkan bu Patty kemanapun dia pergi. Ya, dan Bram mendapatkan partner supir baru, mas Yanto yang bertugas mengantar anak-anak.

Pak Philip mau orang yang bisa dipercaya untuk mengantar bu Patty, bukan orang baru. Bukannya apa-apa, bu Patty sering membawa barang-barang berharga karena pergaulannya. Arisan berlianlah, arisan wisatalah.

Setiap hari ada saja acara bu Patty, dari mulai bertemu dengan kolega sampai makan malam di restoran atau hotel mewah. Dan sungguh, mengantarkan bu Patty benar-benar membuat Bram kecanduan. Bu Patty mempunyai kebiasaan mengenakan gaun-gaun mewah yang seksi, yang dipastikan selalu menampilkan lekuk tubuhnya, dengan pinggang yang indah, kaki jenjang, dan dada yang membusung indah. Dada bu Patty bisa dibilang istimewa, besar, tampak padat, dan Bram tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mengamatinya, baik ketika di mobil ataupun di rumah.

Pernah Suatu kali ketika Bram mengantar bu Patty ke sebuah pesta, bu Patty mengenakan busana malam warna hitam dengan dengan belahan yang sangat rendah, memperlihatkan hampir seluruh bulatan dadanya. Bram bersumpah, dia melihat sekilas puting susu bu Patty pada saat dia keluar dari mobil. Warnanya merah kecoklatan, dengan lingkaran sekitar puting yang berwarna sama. Bram merasakan penisnya memberontak seketika begitu melihat pemandangan yang mendebarkan itu. Penis itu tidak menyusut sampai malamnya mereka kembali ke rumah Wijaya.

Rumah Wijaya kembali sepi sore itu. Hari yang dingin, dan hujan yang sangat deras. Pak Philip dan ketiga anaknya pergi ke Hongkong untuk berwisata, meninggalkan Bram, Minah, dan bu Patty.

Bram duduk di kamarnya seorang diri, menonton TV. Tangannya aktif mengelus penisnya yang tegang sedari tadi. Minah sudah terlelap tidur kelelahan setelah seharian membantu packing anak-anak Wijaya. Sejak melihat pemandangan terakhir itu, Bram menjadi terus-menerus terangsang setiap hari, dan selalu akhirnya, masturbasi lah yang menjadi pelarian.

Petir menggelegar. Bram keluar dari kamarnya dan menuju ruang cucian. Dia perlu pelampiasan setelah terangsang terus-menerus. Entah setan apa saja yang membujuk dirinya, ada sebuah dorongan yang mendorong dia pergi ke tempat cucian. Dorongan kuat yang membuat dirinya sendiri heran. Dia mulai mencari-cari sesuatu dalam tumpukan pakaian. Sesuatu yang bisa dia pakai untuk melampiaskan nafsu birahinya.

Tidak lama, diapun menemukannya. Tumpukan BH dan celana dalam, yang dia tahu pasti bukan milik Minah ataupun Tiffany, karena bentuknya. Bram mengambil salah satu BH. BH itu berwarna merah dengan bahan sutra, dengan renda-renda di bagian cupnya. Tali bahu dan penahan belakangnya kecil, seukuran 1 cm. Bram mencium BH itu. Bau harum Sisca yang khas langsung merebak. Tangan kiri Bram meraba penisnya yang sangat tegang, sedangkan tangan kanannya memegang BH itu di depan hidungnya. Bram menciumnya. Sedapp sekali.

Bram benar-benar terangsang. Dia kemudian membuka celana pendeknya, mengeluarkan penisnya dan mulai meremas-meremasnya. Ooh, begitu nikmatnya. Kemudian dia mencari-cari lagi. Sebuah celana dalam seksi, dengan potongan pinggang yang tinggi menjadi pilihannya. Pasti itu milik Bu Patty. Celana itu merah, tipis dengan bahan sutra yang sangat halus. Rendanya benar-benar membuat Bram terangsang. Renda itu berada di bagian depan, dan di bagian elastisnya. Renda di bagian depan mempunyai bagian yang sedikit tembus pandang yang apabila dipakai, hampir pasti menampilkan bulu-bulu lembut vagina wanita. Tangan Bram segera membawa celana dalam itu ke depan hidungnya. Bram mencium bau pesing yang mengherankannya, tidak membuat dia mual, tapi jadi semakin terangsang.

Bram mulai mengeluskan celana dalam itu ke penisnya yang sangat tegang. Sensasi halus bahan celana dalam itu membuatnya tidak bertahan lama. Sebentar saja, cairan putih lengket menempel di celana dalam itu. Sperma Bram. Lega rasanya.
Dari pengalaman itu, Bram mengetahui bahwa bu Patty menggunakan BH ukuran 36C, dan Sisca 34B.
Keesokan harinya Minah mencuci pakaian-pakaian di ruang cuci. Bram beruntung. Minah tidak menemukan celana dalam yang ditempeli sperma Bram.

Patty bukannya tidak buta. Sopir baru itu, Bram, masih muda. Tinggi, atletis, sepertinya Bram memang bukan anak kampung kebanyakan. Dari matanya terlihat dia orang yang cerdas. Bram sangat tanggap atas perintah Patty.

Patty sungguh terkesan dengan segala tingkah lakunya. Pak Akhsan memang benar-benar mendidiknya untuk menjadi sopir yang baik. Bagi Patty, mempunyai sopir yang gentleman menjadi sebuah kebanggaan yang dapat ia tunjukkan ke teman-temannya.

Tiba-tiba Patty jadi sering memperhatikan Bram. Bukan tanpa sengaja. Patty melihat bahwa Bram pun sering mencuri-curi pandang dia. Kadang jika Patty melihat Bram dengan sengaja, Bram tampaknya langsung malu dan memalingkan muka. Dan entah kenapa Patty merasakan sesuatu yang lain. Ada suatu perasaan yang dia sudah lama tidak rasakan. Perasaan diinginkan. Oleh seorang laki-laki muda. Patty merasakan tubuhnya menggigil. Sendirian. di ranjang super King di kamar utamanya. Bukan karena kedinginan, tapi karena nafsu. Tak tertahankan. Tangannya menyelip saja di dalam hotpants. Mencari pelepasan.

Hujan deras, dengan petir menggelegar.

Patty keluar dari kamar. Sore itu sungguh dingin, karena hujan yang begitu deras. Dia perlu menghangatkan dirinya dengan secangkir coklat. Panas dan manis. I really need that, pikirnya.

Patty tidak terlalu peduli dengan baju yang dikenakannya. Toh, lagipula tidak ada orang di rumah sebesar itu. Minah dan Bram ada di belakang, dan tidak mungkin mereka berani masuk rumah utama, pada saat Patty hanya sendirian di rumah. Sebuah tank top warna pink, cukup ketat, dengan bawahan hotpants. Patty merasa diri sangat seksi. Kostum wajibnya di rumah, yang dulu selalu disukai Philip. Ya, dulu. Kini tidak lagi. Philip terlalu sibuk dengan acara akuisisi, merger, ekspansi di sektor properti, valuta asing.

Patty beranjak ke dapur. Dia menjerang air di sebuah teko kecil, sambil mengambil coklat di kitchen set, dekat dengan ruang cucian. Dan dia terkejut melihat pemandangan di tempat cucian. Dari sisi dapur, ruang cucian terlihat jelas, tapi orang yang di ruang cucian pasti tidak bisa melihat siapa yang ada di dapur. Dan Patty melihat sesosok tubuh laki-laki. Apa yang sedang dia lakukan di ruang cucian pada saat hujan deras? Yang pasti bukan untuk mencuci pakaian. Sejenak Patty curiga.

Ya, itu pasti Bram.

Patty mengintip, dan merasakan kakinya melemah, ketika melihat apa yang sedang dilakukan Bram.

Bram sedang memegang celana dalamnya. Tidak hanya itu saja, celana dalam Patty diusap-usapkan, sepertinya ke penis Bram. Patty tidak bisa melihat dengan jelas, karena dia hanya bisa melihat tubuh Bram dari belakang. Dan tubuh itu sungguh tubuh ideal. Patty melihat bahwa Bram mempunyai pantat yang sungguh berotot. Celana Bram turun sampai ke lutut kaki. Ya, Bram sedang bermasturbasi dengan celana dalamnya.

Ooh, rasa itu muncul lagi. Patty merasakan putingnya mulai mengeras. Tidak tahan melihat pemandangan itu, Patty secara tidak sadar mulai meremas-remas dadanya. Pertama kali dalam hidupnya, dia merasa sangat terangsang tanpa ada seseorangpun di dekatnya. Tangan kanannya menyusuri bagian dalam pahanya, kemudian masuk pelan-pelan ke dalam lubang kaki celana hotpantsnya. Tangan yang tiba-tiba lihai itu mencari sesuatu yang basah di bawah sana, dan mulai masuk ke dalamnya. Oooh, feels great, really great, pikir Patty ketika tangannya mulai beraksi, merangsang tonjolan kecil di vaginanya. Patty semakin cepat merangsang dirinya, sementara di tempat cucian, Bram juga sepertinya semakin mendekati puncak kenikmatan, terlihat dari tangannya yang semakin cepat. Jantung berdegup semakin cepat, mata Patty nanar, dan meledaklah orgasmenya. Satu kali setelah sekian lama. Sepertinya Bram pun hendak mencapai ejakulasinya, tatkala dari jauh, terlihat tubuhnya bergetar hebat.

Patty berusaha mengendalikan tubuhnya setelah orgasme yang hebat. Dia terduduk di depan kitchen set, dan mendengar Bram beranjak pergi dari tempat cucian. Ketika Bram sudah tidak terlihat, Patty cepat-cepat berlari menuju tempat cucian. Dia mengambil celana dalamnya yang tadi digunakan Bram untuk masturbasi. Celana itu penuh dengan cairan putih bening berbau pandan.
Tiba-tiba Patty teringat dengan teko airnya…

————-

Bram mengamati bu Patty. Lebih sering dari biasanya. Seakan-akan dunia hanya ada bu Patty. Bram pun merasa bahwa Bu Patty semakin memperhatikan dirinya. Bertanya, berbasa-basi, dan bahkan mengobrol dengan dia dan Minah di belakang rumah. Sebelumnya tak pernah sekalipun bu Patty menyapa dan mengajak ngobrol mereka, paling banter hanya sapaan basa-basi ketika masuk mobil.

Tidak hanya itu, Bram merasakan bahwa ada sesuatu yang terjadi di antara mereka berdua. Bram pernah berpikir bahwa Bu Patty mungkin menggoda dia. Ketika berjalan di depan Bram misalnya, sepertinya bu Patty melenggok-lenggokkan jalannya secara tidak wajar.

Bram juga semakin sering diberi pemandangan, pemandangan indah tepatnya, bagian-bagian tubuh bu Patty. Awalnya seperti tidak disengaja oleh bu Patty. Sesuatu jatuh, dan bu Patty mengambilnya, tepat di depan Bram. Cara mengambilnya pun sepertinya lebih lama dari biasanya, memastikan bahwa Bram dapat melihat dengan jelas keindahan payudara besar yang berbalut BH berenda yang sepertinya kekecilan untuk volume sebesar itu. Suatu saat bahkan bu Patty sengaja duduk di kursi, ketika ngobrol bersama Bram dan Minah, menumpangkan kaki. Tentu saja rok mini itu tidak kuasa menutupi keindahan kaki bu Patty. Indah, tanpa cacat, putih, dan berkilat.

Hingga pada suatu saat …


Pagi itu Bram selesai mengantar pak Philip ke bandara. Jam masih menunjukkan pukul 9.00. Anak-anak sudah berangkat ke sekolah. Minah sibuk mencuci cucian kotor di ruang cucian, kedengaran suara mesin cuci yang bising. Minah pasti tidak mendengar Bram masuk garasi. Bram bertekad. Hari ini atau tidak sama sekali. Akal sehatnya sudah hilang. Dia bersedia mengambil resiko untuk sesuatu yang mungkin akan dia sesali seumur hidup. Tapi dia harus mengambil resiko itu. Sekali seumur hidup. Dia merogoh sakunya. Dia siap.

Dia bergegas naik tangga ke lantai dua. Bram tahu pasti, bu Patty belum berangkat kerja. Dengan dada yang berdegup kencang, pelan-pelan Bram mendekati pintu kamar utama, tempat pak Philip dan bu Patty. Pintu itu terbuka sedikit. Bram jongkok dan mengintip. Dilihatnya bu Patty sedang melihat pemandangan kebun belakang dari balkon. Inilah saatnya. Kepalanya seakan melayang, pusing karena degup jantung yang terlalu keras. Telinganya panas.

Bram pelan membuka pintu, berjalan tanpa suara, dia sudah sampai di belakang bu Patty, menutup mulutnya, sambil menodongkan sebuah pisau kecil ke pinggang bu Patty.

“Maaf Bu, aku tidak segan-segan melukai ibu jika ibu menolak permintaanku,” kata Bram tegang. Seumur hidupnya, belum pernah dia melakukan kejahatan, sekecil apapun. Tapi nafsu birahi yang begitu tinggi tak tertahankan bagi Bram yang muda itu. Tubuh sintal itu meronta dalam dekapan Bram. Bram menekan kembali pisaunya ke pinggang Bu Patty. Tentu dia hati-hati sekali untuk tidak menekan dengan sisi yang tajam.

“Bu, ingat, sekali ibu berteriak minta tolong, pisau ini akan menembus tubuh ibu. Ibu paham itu?”

“IBU PAHAM ITU?”

Patty mengangguk.

Bram merasakan tubuh itu melemah dalam dekapannya. dan kemudian gemetar. Tangan Bram melepas mulutnya, dan mulai bergerak membelai bagian dada Patty, perlahan sekali. Tangan itu menyelusup di sela kerah baju kerja Patty yang berbelahan agak rendah.

“Sudah lama aku membayangkan saat seperti ini bu,” bisik Bram. Tangan kirinya menemukan bongkahan susu yang tertutup half cup bra. Segera saja tangan itu itu liar meremas. Patty mendesah.

“Bram, kamu mau apa? Jika uang, aku bisa berikan sekarang juga, berapapun kamu mau, tapi jangan …” suara Patty bergetar. Lemah. Seperti tanpa penolakan yang berarti.

“Ibu tahu persis apa yang aku mau …,” bisik Bram. Bram tiba-tiba saja begitu berani.

“Bram, kamu ga akan lolos dari semua ini. Kamu bakal masuk penjara lama, aku bisa memastikan hal itu. Oohhhhhhh!!!” Patty masih mengancam, tapi suaranya semakin lemah, terlebih setelah dia merasakan jari Bram memilin puting kanannya.

“Ibu yakin?”

Patty tak menjawab. Dia merasakan tonjolan keras yang menempel di bokongnya yang padat. Dia merasakan hembusan nafas Bram yang begitu dekat, ada di belakang lehernya. Bulu kuduk Patty langsung tegak. Kakinya lemas. Tapi dia tahu betul, bukan ketakutan lagi yang menguasai, tapi birahinya. Patty merasakan kegatalan yang luar biasa di vaginanya.

Bram tampaknya sadar bahwa korbannya sudah menyerah. Pisaunya dia jatuhkan, dan kedua tangannya pun beraksi lebih jauh. Sekarang keduanya meremas kedua bola daging milik Patty, sementara Mulutnya dengan ganas mencium kuduk Patty, dan akibatnya Patty pun mendesah. Kali ini cukup keras. Patty yang awalnya menolak, tak mampu mempertahankan penolakannya itu. Kepalanya berbalik dan menyongsong bibir ganas Bram, dan tangannya menyambut kedua tangan Bram yang agresif menyerang kedua payudaranya. Baju kemeja yang semula rapi itu pun terbuka kancingnya, pula BH yang menutup warna hitam yang ada di dalamnya. Kedua payudara itu pun sekarang tanpa penghalang.

Tangan Patty bersandar pada teralis beranda yang sempit itu. Otomatis tubuhnya membungkuk, dan Bram seakan paham apa yang dia harus lakukan selanjutnya.

Pemandangan di depan Bram sungguh mempesona. Sejenak Bram menyadari begitu beruntungnya dia. Rok mini itu tak kuasa membalut kepadatan bokong Patty, juga kaki mulus yang jenjang. Dalam posisi membungkuk itu, garis celana dalamnya tak kelihatan! Apakah Patty tak memakai celana dalam?

Tangan Bram pelahan menaikkan rok mini itu ke atas, memunculkan bongkahan pantat indah. Tiba-tiba tangan Patty menahannya.

“Bram …”

Bram berhenti.

“Sebaiknya kita berhenti saja …”

Bram segera menampar pantat bu Patty.

“Ohhhhh! sakitttt!”

“Ibu masih mau mundur setelah begitu jauh?”

“Jangan Bram … kumohon …”

Tapi sayangnya mulut Patty berbanding terbalik dengan tangannya. Tangannya melepas tangan Bram, dan tangan bram dengan leluasa menaikkan rok mini itu, sekarang di pinggang Patty.

Bram baru tahu bahwa bu Patty menggunakan celana dalam, tapi kecil sekali, tampak hanya seperti garis di belahan pantatnya. Kelak Bram tahu itu namanya thong. Dengan mudahnya Bram merobak celana dalam itu.

“ugh,” jerit Bu Patty lirih. air mata menetes di pipinya. Bram tahu dia berkuasa atas tubuh indah ini.

Bram membuka ikat pinggang celananya, dan kemudian celana dalamnya. Penisnya merasakan udara bebas. Tegak keras mengacung dengan kepalanya yang berkilat. Urat-uratnya tampak jelas. Ketika suara ikat pinggangnya jatuh, spontan bu Patty menengok ke belakang.

“Ooooh, tii..daakk…itu terlalu besar,” sambil berulangkali menggelengkan kepalanya.

“Bu Patty, siapa yang menyuruh ibu menengok ke belakang, heh?” Tangan Bram melayang lagi ke pantatnya.

Patty menjerit kecil.

Bram mengelus pantat mulus itu, ketika tangannya bersentuhan dengan kulit lembut pantat bu Patty. Tangannya yang kasar serasa sengatan listrik di tubuh bu Patty. Bu Patty gemetar hebat.

Bram menyentuh bagian dalam paha bu Patty, kemudian naik ke arah vagina bu Patty. Mulut Vagina itu terpampang jelas di depan Bram. Tercukur halus, dengan bukit yang tidak terlalu menonjol. Benar-benar sebuah figur yang sempurna. Tangan Bram membelai vagina itu, jarinya meraih lipatan labia yang sudah basah itu, dan menemukan klitorisnya. Patty menjerit kecil.

Penis Bram berdenyut kencang, seakan-akan suatu saat bakalan muncrat.

Bram tidak tahan. Dia harus masuk sekarang. Bram mengarahkan ujung penisnya ke lipatan vagina bu Patty. ePerlahan, penis itu mulai masuk, menerobos ke dalam.

“Bram, pelannn …”

Bu Patty menggoyangkan pantatnya. Bram yakin itu. Kepala penis Bram semakin mudah masuk ke dalam vagina yang sudah sangat basah itu. Begitu semuanya masuk dalam vagina bu Patty, Bram berhenti. Dia ingin menghayati momen-momen ini. Mungkin yang terakhir dalam hidupnya, apabila setelah ini dia dipenjara atas tuduhan perkosaan.

Dia serasa mendengar gelegar petir ketika kemudian mendengar suara.

“Bram, ayoo,” bisik bu Patty.

Bram tersadar.

Pantatnya mulai bergoyang, maju mundur pelan sekali, takut bahwa bu Patty kesakitan dan berubah pikiran. Juga dengan kenyataan bahwa penisnya sudah begitu sensitif setelah tegang cukup lama.

“Bramm …,” tangan bu Patty meraih pantat Bram. Bram paham bahwa Bu Patty ingin goyangannya lebih cepat.

Dan kemudian terjadilah. Dua tubuh sempurna bergerak seirama. Bram memegang pinggang bu Patty, dan kedua tangan bu Patty mencengkeram erat kusen jendela balkon. Bu Patty mendesah, dengus nafasnya semakin cepat, seperti halnya Bram.

Dua tubuh itu bergerak semakin cepat. Bram benar-benar menikmati persetubuhan ini, dan dia merasakan bahwa bu Patty pun juga. Tangan Bram merengkuh kedua payudara gempal itu, dan Patty menyambutnya dengan memegang tangan kekar itu.

Lenguhan bu Patty semakin cepat dan tiba-tiba, tubuh bu Patty bergetar. Bram merasakan denyutan vagina mencengkeram penisnya. Bu Patty menjerit kecil.

“Ooh, uhm, uhm.”

Bram tahu dia terpuaskan. Bram berhenti sejenak sampai denyutan itu melemah.

“Teruskan Bram, aku tahu kamu belum …,” bisik Patty lemah.

Bram pun kembali menggenjot, merasakan bahwa dirinya semakin dekat. Tak berapa lama, Bram pun mencapai puncak. Dia ejakulasi. Di dalam vagina bu Patty. Bram menarik penisnya yang sekarang lemas tak berdaya. Bu Patty duduk tersimpuh. Kakinya lemah akibat orgasme yang tadi begitu hebat. Tampak cairan cinta mereka berdua menetes di lantai..